Kamis, 14 Juni 2012

kakek

Beberapa hari lalu, sy sempat kesal karena 'kodak-kodak' pemberian almarhum kakek saya rusak. Untungnya, bagian yang rusak tidak membuat 'kodak-kodak' tersebut tidak bisa dipakai lagi tapi hanya membuat kualitas gambar yang dihasilkan tidak optimal.



'Kodak-kodak' adalah sebutan didaerah saya untuk mainan plastik serupa teropong berbentuk kamera untuk melihat gambar beberapa tempat yang merupakan lokasi yang sering dikunjungi para jamaah haji di arab saudi. Gambar-gambar itu diabadikan dalam klise2 kecil yang disusun melingkar. Klise tersebut kemudian dimasukkan ke dalam 'kodak-kodak' untuk melihatnya dalam ukuran besar.




'Kodak-kodak' pemberian kakekku itu kutemukan tergeletak di lantai kamar dengan klise yang bertebaran dimana-mana. Sy perkirakan putra, ponakan saya, yang menggunakannya. Saat merapikan kodak-kodak itulah sy menyadari bahwa salah satu jendela teropong sy rusak. Ingin marah tapi ga tau melampiaskan ke mana. Benar putra, memiliki peluang paling besar untuk merusaknya tapi belum tentu dia yang merusaknya. Bisa saja, tamu, uchi, bunda atau org rumah lainnya yang tanpa sengaja merusaknya mengingat putra sering meletakkannya disembarang tempat. Kalaupun putra pelakunya, tetap saja sy ga bakal sanggup memarahinya. Dia khan cuman anak-anak yang tentunya kerjanya yah bermain.akhirnya, marah n kesal ini cuman bisa ditelan. Dilampiaskan pada diri sendiri.

Kakek sy, memberikan 'kodak-kodak' ini sebagai oleh-oleh dari berjamaah haji. Kalo tidak salah ingat beliau ke tanah suci tahun 1990,saat itu sy duduk di bangku sd kelas 2. Kl umumnya cucu perempuan diberikan gelang,kalung atau pacar sebagai oleh-oleh. Kakek saya memilih untuk memberikan 'kodak-kodak' pada saya. Mungkin kakek menyadari kl cucunya yang satu ini ga suka dandan jadi percuma di kasi perhiasan.

Kakek saya adalah seorang guru.beliau memiliki perawakan tinggi besar. Saking tingginya, masyarakat di kampung kakek lebih memilih memanggilnya dengan nama ' puang panjang ' dibanding nama aslinya 'mangopo'. Kl perkirakan tinggi kakekku nyaris mencapai 2 meter. Pokoknya tinggiiiiiiiiiiiiiiiiii sekali. Kl kakekku lewat, bisa dipastikan pohon mangga, kelapa n tiang listrik jadi keki sendiri dibuatnya hehehehe

Pernah sekali, saya pertanya ke puang ari, adik papi y ke-4, tentang arti nama kakek 'mangopo'. Berbisik puang ari menjelaskan kalau sebenarnya nama kakek saya 'mengapa' karena dia seorang guru. tapi ketika ke jawa orang2 memanggil kakek saya 'mengopo' jadi pas balik ke sulawesi nama kakek saya berubah jadi 'mangopo'
Ckckckck tentu saja sy tak percaya dengan cerita yang ngarangnya super keterlaluan ini hahahahahaha

***
Murid-murid kakek selalu menggambarkan beliau sebagai sosok yang kejam. 'guru belanda', begitu mereka menggelarinya. Pernah sekali, pak suardi, pak desa lanrisang bercerita kalau kakekku paling tidak suka kalo ada murid yang masuk kelas sementara beliau sudah berada di dalam kelas. Jadi murid2 pagi2 berangkat ke sekolah dan rebutan masuk kelas. Karena bila kakekku sudah dalam kelas bisa dipastikan mereka tidak bisa mengikuti pelajaran dan diberi bonus hukuman. Kakekku juga paling benci bila ada siswanya yang mendahuluinya saat berjalan ke sekolah ( ckckckckc kejam juga kakek ini *prihatin ma siswa yang kalah pagi dari kakek ke sekolah hahahaha)

 Sekali saat berkelahi dgn siswa lainnya, pak suardi pernah ditenteng kakekku seperti saat beliau menenteng ember. ' Saking tingginya, puang panjang membawa saya seperti membawa ember' begitu cerita pak suardi hehehehehe. Sepupu kakekku ' puang sadi' ' bahkan pernah bercerita kalo sekejam-kejamnya kakekku ke murid2nya, beliau lebih kejam lagi ke anak2x, apalagi bila nilai pelajaran anaknya rendah.' yang paling merasakan adalah papimu' katanya.

Meski demikian, di mataku. Kakek adalah sosok bersahaja.tak sekali pun say dimarahi oleh kakek, meski setiap liburan tiba sy selalu merepotkan beliau karena menginap dan menghabiskan liburan dirumahnya. Sy selalu ingat dengan senyumnya y ramah. Sesekali, gigi perak kakek terlihat dibalik senyumnya. Saat pindah ke pinrang, kakek lah yang mengantarkan aku dan k'ilo mendaftar sekolah. Berjalan kaki dengan menggandeng sy dan k'ilo di tangan kanan dan kirinya, kakek membawa kami ke SD 9. Saya duduk di kelas 2 SD dan tinggi saya hanya sebatas lutut kakek hahahahaa...beliau menjulang sangat tinggi dalam ingatanku.

Kakek juga memiliki tulisan yang indah sekali... Entah sudah berapa banyak ijasah yang mengabadikan tulisan tangannya. Kakekku paling sering diminta menuliskan nama siswa di ijasah.pokonya tulisan indah kakek indahnya paling top.
Satu kebiasaan unik kakek yang kutangkap saat kecil dulu adalah setiap menorehkan tanda tangannya, kakek pasti memutar kertasnya 180 derajat terlebih dahulu, baru kemudian membubuhkan tanda tangannya. Jadi bila ada yang ingin meniru tanda tangan kakek tanpa tahu proses pembuatan tanda tangan itu, dapat dipastikan dia akan bingung untuk meniru garisnya.heheheh dasar kakek jahil.

Satu lagi yang membuat saya kagum pada kakek adalah kebiasaannya yang selalu menuntut tamunya makan bersama di rumah, bila tanpa sengaja sang tamu berkunjung di waktu makan. Kebiasaannya ini paling sering membuat nenek dan puang sadi' kelimpungan. Karena harus mempersiapkan makanan secepat mereka bisa untuk tamu kakek.

***
' Kodak-kodak ' pemberian kakek adalah benda berharga buat saya. Karena 'kodak-kodak' itu kuanggap warisan dari kakek. Benda itu membuktikan bahwa kakek menyayangi saya dan selalu mengingat saya meski sedang beribadah di arab saudi. Oleh karenanya sebagai balasannya, saya ingin terus bisa mengingat kakek juga. Dan 'kodak-kodak' itu selalu mengingatkan sy pada sosok kakek. Makanya ketika putra bermain, sy mengeluarkan 'kodak-kodak' itu untuk dimainkan putra. Biar kasih sayang kakek ke cucu yang dirangkum dalam bentuk oleh-oleh berupa 'kodak-kodak' ini dapat juga dirasakan oleh putra, cicitnya. Biar tangan hangat kakek yang pernah memegang kodak-kodak itu bisa bersentuhan dengan tangan putra. Menurutku itu sesuatu yang luar biasa, Meski hanya hadir di imajiku saja.hahahahahaha.....

Kalau dipikir-pikir lagi, ternyata rusaknya 'kodak-kodak' pemberian kakek ini juga disebabkan oleh saya yah hahahahaha. Gara2 saya ingin menikmati imajinasi saya saat melihat bermain dengan 'kodak-kodak'itu.

Hmmmmm, jadi rindu ma kakek....

* mencari nama 'kodak-kodak' yang sebenarnya

1 komentar:

dwia mengatakan...

kodak2nya canggih, ada filmnya. kalo dijamanku bntuknya lebih kecil, miniatur televisi. kadang saya pakai kalo main bongkar pasang :)

Posting Komentar