Sabtu, 30 Juli 2016

OUR TIMES





Tak sekali saya tertarik menikmati sebuah film karena soundtracknya. Film taiwan berjudul our times  ini salah satunya. Soundtrack film berjudul hebe tien ( a little happines ) yang dilantunkan indah oleh lee hi di konser Shanghai menarik minat saya mencari tahu tentang lagu ini. Ternyata lirik lagu hebe tien seindah melodinya. Saya pun mendownload dan menikmati versi asli lagu ini sekaligus menonton filmnya.

Film ini diawali dengan narasi seorang karyawati teladan bernama Lin Truly tentang masa depan yang dia impikan. Selanjutnya,  Ia diceritakan memiliki pekerjaan yang bagus, prestasi yang baik di perusahaan dan  memiliki pasangan yang akan menikahinya.  

Ketika lembur,  Lin Truly  tak sengaja menguping obrolan para staf yang sedang menjelek-jelekkan dirinya dimana dia digambarkan sebagai perempuan yang menyedihkan karena telah menganggap perusahaan sebagai keluarga padahal perusahaan hanya memperlakukannya seperti sapi perah yang rela bekerja keras dengan gaji kecil. Lin Truly pun tersentak dan menyadari bahwa ternyata hidupnya hanyalah tampak sempurna.  Sebenarnya pekerjaannya tidak terlalu menyenangkan, hubungan asmaranya  tidak terlalu baik dan hidupnya sebenarnya juga tidak terlalu baik. 

Sedih dengan kenyataan yang ada, sepulang kantor, Lin Truly membuka sebuah kotak berisi barang-barang kenangan masa remajanya. Ia lalu membuka diary lama yang penuh dengan foto artis idolanya Andy Lau ( hahahaha dejavu, saya juga pernah bermimpi menikahi Andy Lau ) . Di diary itu tertulis bahwa impian hidupnya sangatlah sederhana “Menyaksikan konser Andy Lau “. Ia pun terus membaca diary tersebut sembari mendengar kan siaran radio......

“ Yabiyabi, selamat malam semua, ini Guangyu”
“ Apakah kamu menyukai dirimu yang sekarang ?’
“ Ketika dewasa, kita suka memperumit keadaan dan cenderung berkompromi  agar bisa bertahan“
“ Kita menjadi sosok yang tidak kita kenali lagi “
“ apakah kamu merindukan saat-saat dimana kamu masih naif dan  berani bermimpi? ”
“ apakah bagian dirimu yang seperti itu masih ada ? “
“ apakah kau masih ingat orang-orang yang memiliki peran penting dalam hidupmu ?
“ Malam ini kita akan memulai acara ini dengan sebuah lagu lama “ Forget Love Water oleh Andy Lau “  

Scene pun beralih ke sosok Lin Truly di masa SMA.

Berlatar tahun 90an, film ini menggambarkan Lin Truly sebagai gadis berpenampilan biasa yang  percaya bahwa di dunia ini terdapat 2 type gadis , Pertama : gadis cantik dan populer seperti Tao MinMin, tetangga sekaligus teman kelas yang menjadi idola para siswa dan  kedua gadis jelek seperti dirinya yang tak pernah diperdulikan dan dilirik oleh laki-laki, Ia juga mengganggap bahwa menu sarapan adalah persoalan penting yang harus dia hadapi sehari-hari. Ia digambarkan sedang membuka dompet seraya berpikir keras untuk memutuskan harus makan apa di kantin. Saking sulitnya memutuskan dia sampai membuat antrian panjang dan ibu kantin dan teman-temannya menggerutu kesal ( Hahaha, yah sesederhana itulah persoalan remaja ). 

Lin Truly mengidolakan Andy Lau ( I could feel it ). Bersama sahabat-sahabatnya ia sering ke toko buku untuk mencari aksesori artis idolanya itu ( dulu  toko buku emang jadi tempat mejeng favorit, Yah sepantaran mall lah untuk siswa jaman sekarang), saat guru memberi pelajaran, bukannya belajar, Lin justru menulis surat untuk Andy Lau sembari menatap foto sang idola yang memenuhi kotak pensilnya, dia rajin menulis surat untuk Andy Lau meski tahu bahwa surat itu tak akan pernah di balas (  ternyata kebiasaan remaja di seluruh dunia hampir sama Hahahaha ). Kisah pun berlanjut dengan adengan-adegan lucu saat Lin terpesona dengan cowok idamannya bernama Ouyang, siswa tampan, pintar, ramah sekaligus pemain basket terpopuler di sekolahnya. 

Suatu hari Lin menemukan surat di laci mejanya. Surat itu bukanlah surat cinta seperti harapannya melainkan surat kutukan berantai yang mengharuskan Lin mengirimkan kembali surat itu ke 5 orang agar tidak terkena kutukan (ternyata yang beginian juga ada di SMA2 taiwan, dunia dunia). Ketakutan ! Lin pun menulis 5 surat itu. Awalnya Lin berencana mengirim surat itu ke kakaknya yang selalu menjadi prioritas orangtuanya sampai-sampai ia merasa seperti anak angkat. Namun rencana itu dibatalkan karena meski iri dan marah dia menyadari bahwa kakanya memiliki tanggungjawab besar untuk melestarikan nama keluarga (alasannya dong hahahaha) . Akhirnya ia mengirimkan surat itu ke Guru Matematikanya yang kejam, Tao MinMin ( karena jealous dengan kedekatan ouyang dengan tao min min ), Taiyu, ketua gangster sekolahnya ( karena marah taiyu telah mengganggu ouyang ), 2 sisanya masih tersimpan di laci meja Lin. 

Keseruan pun terjadi  ketika Taiyu yang secara kebetulan tertabrak mobil sesaat setelah menerima surat dan mengetahui bahwa Lin lah pengirim surat berantai itu. Lin pun menjadi budak Taiyu. Lin melakukan semua perintah taiyu termasuk hal-hal yang tidak pernah dilakukan sebelumnya seperti  bolos sekolah. Terlebih taiyu selalu mengancam akan meyakiti Ouyang pujaan hatinya bila Lin tidak melakukan perintahnya ( remaja...remaja....hehehe) 
 
Suatu ketika Taiyu mengajak Lin untuk berkomplot memisahkan Ouyang dari Tao MinMin. Rupanya Taiyu menginginkan MinMin menjadi kekasihnya. Lin pun setuju. Akhirnya kelucuan berlanjut dengan adegan-adengan taiyu dan lin yang melancarkan aksinya memisahkan Ouyang dari MinMin . Banyak menghabiskan hari bersama untuk aksi mereka, hubungan antara Lin dan Taiyu pun semakin dekat dan taraaaaaaa...... alur cerita selanjutnya mudah ditebak. Lin dan Taiyu berhasil mendapatkan sosok idaman masing-masing ( sosok pintar, populer, baik, ramah, tampan/cantik). Namun mereka kemudian menyadari bahwa mereka tidak merasa bahagia. Tentunya ini dikarenakan tanpa sadar perjalanan untuk mengejar Ouyang dan MinMin justru mendekatkan hati Lin dan Taiyu. Bagaimana kelanjutannya ? Nonton sendiri yah, Pastinya sangat seru hehehe

Our Times, bukanlah film pertama yang mengisahkan cinta antara good girl dan bad boy, bukan pula film pertama yang coba menginspirasi penontonnya untuk berani mewujudkan mimpinya. Tak terhitung film dengan tema yang sama. Entah itu film lokal maupun film asing. Entah berlatar SMA, Kuliah ataupun Dunia Kerja. Namun yang membuat Our Times menjadi sedikit berbeda bagi saya adalah ajakannya kepada tante dan om-om (senasib seperjuangan ) yang sedang kesal ma diri sendiri atau orang lain, sedang marah pada situasi yang hadir atau sedang merasa tidak bahagia karena terlanjur terbiasa berkompromi ( dengan kehidupan dengan alasan agar bisa survive)  untuk tidak berlama-lama fokus pada rasa marah dan rasa tidak suka itu, untuk berhenti fokus pada apa yang orang lain lakukan atau yang kita inginkan orang lain lakukan untuk kita TAPI mulai belajar fokus pada diri sendiri, pada hal-hal yang kita inginkan, mencoba memvisualisasikan ulang hal-hal yang membuat kita bahagia dan berani. Salah satunya mungkin dengan merenungkan kembali kejadian, perasaan dan pemikiran saat kita masih naif seperti yang dilakukan oleh Lin Truly. Meski semua yang dilakukannya saat SMA terlihat menggellikan itu menjadi simbol perjuangannya untuk bahagia.


Tentunya ini hanya sebuah alternatif, ada banyak cara lain untuk itu. Intinya berusahalah untuk membuat dirimu merasa bahagia BUKAN berpikir bahagia karena bahagia adalah kata sifat bukan kata kerja. Buatlah dirimu nyaman dengan dirimu sendiri BUKAN menuntut orang lain membuatmu nyaman karena hanya dengan begitulah orang lain akan nyaman berada disekitarmu.

Oh yah satu lagi di ending cerita, sikap Lin Truly yang menuntut pimpinannya untuk 1) memberikan semua gaji dan semua hari libur yang sudah sepantasnya ia terima  atau 2) membiarkan  ia berhenti karena ia tidak mau menyia-nyiakan hidupnya di tempat yang bahkan tidak ada seorangpun peduli padanya somehow  mengingatkan saya bahwa untuk bahagia, kita tidak perlu berusaha mengubah atau menunggu orang lain untuk berubah tapi cukup dengan mengubah diri sendiri. Langkah pertama yah mengubah mindset tentang defenisi “ bahagia “ 

Tips untuk diri sendiri : Mulai biasakan menulis perasaan, pemikiran dan kejadian dalam diary dan jurnal agar memudahkan proses kontemplasi bila suatu saat kau melakukannya hehehe  

Tips untuk anak SMA : saat kelulusan, daripada konvei keliling kota dan corat coret baju kayaknya lebih seru lemparan bola air dech hehehe